BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia
bagi banyak Indonesianis asing dari dulu sampai sekarang adalah sebuah ‘mukjizat’
(miracle).
Mengapa? Tidak lain karena bagi mereka sulit membayangkan Indonesia yang begitu
luas dan jarak bentangannya sama dengan antara London dan Istanbul, bisa
bertahan dalam satu kesatuan negara-bangsa. Lihat, berapa banyak negara-bangsa
yang ada di kawasan antara London dan Istanbul. Padahal, wilayah tersebut
merupakan daratan yang menyatu dengan masyarakat yang relatif homogen, baik
secara kultural maupun agama. Tidak hanya itu, Indonesia adalah negara
kepulauan; istilah benua maritim yang belakangan ini dipopulerkan, sementara
sebenarnya tidak dapat menutupi kenyataan bahwa wilayah Indonesia sesungguhnya
terpisah satu sama lain oleh lautan dan selat yang demikian banyak. Hasilnya,
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kelompok etnis lengkap dengan
sistem sosial, budaya, dan bahasanya masing-masing.
Dewasa ini
kita mengetahui bahwa maritime berhubungan dengan laut. Dimana segala
sesuatunya dibahas tentang al positif dan negative yang terjadi dalam dunia
maritim. Maritim
merujuk kepada kata maritime yang berasal dari bahasa Inggris yang
berarti navigasi atau maritim.Pemahaman maritim yaitu segala aktifitas pelayaran
dan perniagaan yang berhubungan dengan kelautan atau biasa disebut dengan
pelayaran niaga. Berdasarkan terminologi maritim berarti ruang/wilayah
permukaan laut yang terdapat kegiatan seperti pelayaran, lalu lintas, jasa-jasa
kelautan, dan lain sebagainya.
Kemaritiman menjadi sangat penting bagi
kelanjutan pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia. Sebagaimana
diketahui, dua periga atau 63% wilayah Indonesia adalah laut, dengan panjang
81.000 Km. Laut merupakan potensisumber daya maritim yang sangat kaya. Sebagai
negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8
juta km² yang terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,1 juta km² dan wilayah
ZEEI 2,7 juta km², mempunyai 17.480 pulau dan memiliki garis pantai sepanjang
95.181 km. Dengan potensi yang sedemikian besar, secara otomatis terkandung
keanekaragaman sumberdaya alam laut baik hayati maupun non hayati menjadikan
sektor kelautan sebagai penunjang perekonomian penting bagi Indonesia.
Mengenai pembahasan diatas, memicu
pemahaman saya untuk mengangkat masalah yang berhubungan tentang Ilmu dan
Teknologi Maritim
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian ilmu dan teknologi maritim?
2.
Apakah perbedaan antara kelautan dan maritim?
3. Apakah perbedaan teknik maritim dan teknologi maritim (kelautan)?
4. Bagaimanakah teknologi maritim (kelautan) di Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian ilmu dan teknologi
maritim.
2.
Untuk mengetahui perbedaan antara kelautan dan
maritim.
3.
Untuk mengetahui perbedaan teknik maritim dan
teknologi maritim (kelautan).
4. Untuk
mengetahui teknologi maritim (kelautan) di Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu dan Teknologi Maritim
Laut merupakan sumber kehidupan manusia
selain daratan dan udara. Khususnya di Indonesia, perairan laut Indonesia
mencapai 2/3 bagian. Manfaat laut bermacam-macam, yaitu sebagai sarana
transportasi, pertahanan keamanan, sumber energi, pertambangan, perikanan dan
protein hasil laut lainnya, obat-obatan dan makanan, serta pariwisata dan lain
sebagainya. Dari situ pandangan tentang laut menjadi terbuka, bahwa laut juga
menarik untuk dimanfaatkan dan dipelajari.
Oseanografi
(gabungan kata Yunani ωκεανός yang berarti "samudra" dan γράφω yang
berarti "menulis"), juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan,
adalah cabang ilmu Bumi yang mempelajari samudra atau lautan. Ilmu ini mencakup
berbagai topik seperti organisme laut dan dinamika ekosistem; arus samudra,
gelombang, dan dinamika cairan geofisika; tektonik lempeng dan geologi dasar
laut, dan arus berbagai zat kimia dan fisika di dalam lautan dan perbatasannya.
Topik-topik yang beragam ini menggambarkan berbagai macam disiplin ilmu yang
digabungkan para oseanograf untuk mempelajari lautan dunia dan memahami proses
di dalamnya, yaitu biologi, kimia, meteorologi, fisika, dan geografi.
Sedangkan Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan, dan kenyamanan hidup manusia. Teknik kelautan (Inggris: Ocean Engineering atau Marine
engineering) adalah cabang ilmu teknik atau rekayasa yang mempelajari bangunan dan struktur yang berhubungan dengan laut. Teknik kelautan
perkembangan teknik sipil yang dikhususkan untuk mempelajari struktur-struktur
yang berada di daerah garis pantai (coast line) maupun daerah lepas pantai (offshore), termasuk anjungan lepas pantai.
2.2 Perbedaan Kelautan dan Maritim
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian laut adalah kumpulan air asin (dalam
jumlah yang banyak dan luas) yang menggenangi dan membagi daratan atas benua
atau pulau, sedangkan kelautan hanya dijelaskan sebagai “perihal yang
berhubungan dengan laut”. Berhubungan di sini dapat saja diartikan sebagai
dekat, menyentuh, bersinggungan. Atau, apabila kita merujuk pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia, berhubungan berarti bersangkutan (dengan); ada sangkut
pautnya (dengan); bertalian (dengan); berkaitan (dengan): atau bertemu
(dengan); mengadakan hubungan (dengan): atau bersambung dengan. Dari uraian
pengertian ini jelas bahwa istilah kelautan lebih cenderung melihat kelautan
dan laut sebagai bentuk fisiknya, sebagai physical entity atau physical
property.
Kelautan
dalam arti luas mungkin saja dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
mempunyai kepentingan dengan laut sebagai hamparan air asin yang sangat luas
yang menutupi permukaan bumi.
Maritim,
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai berkenaan dengan laut;
berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Dalam bahasa Inggris,
kata yang digunakan untuk menunjukkan sifat atau kualitas yang menyatakan
penguasaan terhadap laut adalah seapower. Apakah yang kita maksudkan dengan
kelautan adalah seapower dan apakah yang kita maksudkan dengan maritim adalah
maritime sesuai pengertian para ahli strategi maritim? Dalam bahasa Inggris,
maritime diartikan sebagai: “connected with the sea, especially in relation to
seafaring commercial or military activity” atau “living or found in or near the
sea” atau “bordering on the sea”.
Istilah
maritim juga mengandung ambiguitas. Apakah maritim yang dimaksud adalah maritim
dalam pengertian sempit yaitu hanya berhubungan dengan angkatan laut atau
angkatan laut dalam hubungan dengan kekuatan darat dan udara, atau bahkan dalam
arti yang seluas-luasnya, yaitu angkatan laut dan semua kegiatan yang berhubungan
dengan penggunaan komersial nonmiliter terhadap laut.
Dilihat
dari sisi tata bahasa, kelautan adalah kata benda, maritim adalah kata sifat.
Dengan demikian, kalau kita ingin menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang
harus memanfaatkan laut, rasanya kata maritim lebih tepat. Indonesia harus
menjadi negara maritim, bukan hanya Negara kelautan. Argumentasinya adalah,
negara maritim adalah negara yang mempunyai sifat memanfaatkan laut untuk
kejayaan negaranya, sedangkan negara kelautan lebih menunjukkan kondisi
fisiknya, yaitu negara yang berhubungan, dekat dengan atau terdiri dari laut.
Dilihat
dari arti kata secara luas, kata kelautan mungkin lebih cenderung mengartikan
laut sebagai wadah, yaitu sebagai hamparan air asin yang sangat luas yang menutupi
permukaan bumi, hanya melihat fisik laut dengan segala kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya. Dengan demikian, istilah maritim sesungguhnya lebih
komprehensif, yaitu tidak hanya melihat laut secara fisik, wadah dan isi,
tetapi juga melihat laut dalam konteks geopolitik, terutama posisi Indonesia
dalam persilangan antara dua benua dan dua samudra serta merupakan wilayah laut
yang sangat penting bagi perdagangan dunia. Pengertian ini sesuai pula dengan
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan maritim sebagai berkenaan dengan
laut; berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut.
2.3 Perbedaan teknik maritim dan
teknologi maritim (kelautan)
Teknik kelautan pada dasarnya mempelajari tentang
rekayasa pada bidang Offshore ( Lepas pantai ) dan pantai.
Khususnya pelajari tentang pemanfaatan serta pengelolaan laut untuk sarana dan
prasarana transportasi laut , seperti pelabuhan, dermaga, kapal dan lain
sebagainya serta mempelajari sumber daya, seperti pencemaran laut, erosi dan
lain sebagainya. Adapun akar dari teknik kelautan yaitu berdasar pada mekanika,
dinamika fluida, geologi, bangunan lepas pantai, dan fasilitas-fasilitas yang
ada di pelabuhan seperti dermaga.
Sedangkan Teknologi Kelautan pada dasarnya
adalah ilmu yang mepelajari rekayasa yang ditujukan untuk memanfaatkan laut
seperti media transportasi dan sumber daya dan ruang. Teknologi kelautan ini
merupakan turunan dari teknik perkapalan.
2.4
Teknologi maritim (kelautan) di Indonesia
Indonesia yang merupakan negara
kepulauan dan banyak berbatasan dengan berbagai negara di sekitarnya merupakan
lokasi yang sangat rawan akan konflik perbatasan. Terlebih indonesia merupakan
wilayah strategis yang terletak dekat dengan beberapa titik jalaur
pelayaran dunia, salah satunya adalah selat malaka, yang merupakan urat nadi
perekonomian yang menjadi tangung jawab tiga negara yaitu adalah indonesia,
Singapura, dan Malaysia. Potensi besar yang dimiliki selat malaka sebenarnya
sama pentinnya denan Terusan Suez dan terusan Panama, karena selat Malaka membentuk
jalur pelayaran terusan anara Samudra Hindia dan Samudera Pasifik serta
penghubung tiga dari negara-negara penduduk terbesar seperti India, Indonesia
dan Cina. Di samping itu potensi besar lainnya adalah sebanyak 1200 kapal
melintasi selat malaka setiap harinya, 22 kapal super ultra large dengan
mengangkut antara sperlima dan seperempat perdanganan laut dunia. Potensi besar
ini seharusnya menjadi sebuah perhatian pemerintah dalam meningkatkan
pertahanan laut indonesia.
Disamping Selat Malaka, Konflik Laut
Cina Selatan merupakan isu hangat dan memerlukan penyelesaian secara
komperhensif dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Makin pentingnya posisi
indonesia dengan meningkatnya volume perdagangan merupakan sebuah potensi besar
yang seharusnya mampu di dukung dengan kekuatan maritim yang memadai. Ini
merupakan sebuah realita jika sampai saat ini indonesia merupakan negara yang
mempunyai potensi besar dalam jalur perdangangan di asia maupun di dunia.
Tentunya hal ini membutuhkan strategi dalam menjaga keamanan dan perbatasan
indonesia melihat potensi besar yang dimiliki indonesia. Diplomasi
Indonesia akan lebih efektif jika didukung dengan kekuatan militer yang handal
dan memadai. Pasalnya kedepan konflik perbatasan yang terjadi kian meningkat
hal ini di sampaikan oleh Kasal Laksamana TNI Marsetio.
Sebuah pemaduan unsur antara kekuatan
militer dan diplomasi guna mengamankan kepentingan nasional merupakan
kepentingan primer yang seharusnya mampu di sadari oleh berbagai pihak yang
berperan saat ini. Penggunaan kekuatan Angkatan Laut dalam masa damai dan
perang adalah praktik yang lumrah. Inilah yang dikenal dengan istilah gun
boat (diplomasi kapal perang) dan selanjutnya muncul istilah naval
diplomacy. Melihat hal ini keterbutuhan akan teknologi pertahanan merupakan
sesuatu yang dijadikan sebuah prioritas melihat keterbutuhan kedepan yang
sangat mendesak. Tentunya kedepan indonesia harus meningkatkan kekuatan
pertahanan yang saat ini dimiliki, harapannya indonesia bukan hanya menambahkan
kuantitas Alusista sebagai penjaga pertahanan pertama, namun mamapu
meningkatkan kwalitas Alusista kedepannya. Dengan upaya membangun industri
pertahanan negara yang maksimal harapannya ketergantungan terhadap asing dan
hobi membeli peralatanbekas kedepannya mampu diminimalisir.
Melihat keterbutuhan yang sangat
medesak tentang Alusista, angin segar pun datang dengan di tetapkannya
Undang-undang Industri Pertahanan Negara (IPH). Sebuah harapan besar dalam
bidang pertahanan diharapkan bukan hanya menjadi sebuah retorika semata
melainkan menjadi sebuah hal inplementatif yang mampu menjadikan indonesia
menjadi negara yang lebih bermartabat dalam permasalan keamanan dan pertahanan.
Melihat grafik APDN tentang Alusista terlihat kian membaik dari yang sebelumnya
72,54 Triliun pada tahun 2012 saat ini menjadi 77 triliun pada tahun 2013
harapannya anggaran ini mampu terserap semuanya untuk meningkatkan Alusista
Indonesia kedepannya. Walaupun secara kasat mata anggaran indonesia cukup
tinggi namun, jika kita bandingkan dengan negara-negara tetangga yang mempunyai
wilayah lebih kecil ternyata indonesia memiliki anggaran jauh lebih kecil dari
negara-negara tersebut, menurut International Institute or Strategic Studies
(IISS), Singapura pada 2011 memiliki pengeluaran sebesar US$9,66 miliar
untuk belanja Alusista. Jumlah tersebut hampir dua kali lipat ari negara
tetangga lainnya seperti Thailand (US$5,52 miliar), (Malaysia (US$4,54 miliar),
dan Vietnam (US$2,66 miliar). Hal ini menunjukkan bahwa negara sekelas
singapura menjadikan Alusista sebagai sebuah priritas yang layak di perhatikan.
Sebagai negara kepulauan yang memiliki garis pantai 54.700 km, hal ini menjadi
evaluasi besar jika indonesia menjadikan pertahanan sebagai prioritas kelas dua
kedepannya.
Jika kita menegok tentang pertahanan
laut indonesia saat ini kita bisa melihat bahwa sampai saat ini indonesia hanya
memiliki dua kapal selam, terlebih lagi jika kita melihat bagaimana kondisi
pertahanan laut lainnya dari kapal-kapal yang dimiliki TNI AL saat ini kurang
lebih 148 kapal perang berbagai kelas dan jenis 2 kapal layar tiang tinggi,
kapal patroli yang panjangnya kurang dari 36 meter yang biasa disebut KAL atau
kapal angkatan laut yang berjumlah 317 unit. Kemudian dari beberapa kapal
tersebut ternyata adalah kapal ex Jerman dan kapal peninggalan perang dunia
kedua. Tentunya melihat tersebut kondisi kapal sudah di pastikan tidak dalam
kondisi maksimal.Disamping itu untuk memantau kondisi perairan indonesia
memiliki 15 stasiun yang di kendalikan oleh Bakormala (Badan Kordinasi Keamanan
Laut Republik Indonesia), diantaranya Rescue Coordinating Centre (RCC)
yang terletak di Ttanjung Balai Karimun, Maritime Rescue Coordinating Centre
(MRCC) Batam, RCC Natuna, RCC Sambas, GS Bangka Belitung, RCC Bali, RCC
Tarakan, RCC Kupang, MRCC Ambon, RCC Jayapura, RCC Tual, RCC Merauke, (Ground
Station) GS MRCC Bitung dan Puskodal Jakarta. Dengan menggabungkan kekuaan
pertahanan laut yang ada dari segi peralatan tempur dan IT tentunya hal
tersebut harus senantiasa di tingkatkan untuk mendapatkan kekuatan pertahanan
dan keamanan laut yang kuat. Karena saat ini pertahanan dan keamanan merupakan
hal yang sangat mendesak untuk terus senantiasa di tingkatkan.
Harapan besar dengan ditingkatkannya
anggaran pertahanan indonesia kedepan indonesia akan mampu meningkatkan
kekuatan pertahanan yang dimiliki saat ini. Hal tersebut tentunya akan menjadi
sebuah pendukung berbagai diplomasi yang terjadi pada wilayah konflik antara
indonesia dan negara sekitarnya. Dengan meningkatnya kondisi pertahanan laut
indonesia tentunya akan membuat indonesia menjadi lebih bermartabat di mata
negara tetangga.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1.
Ilmu kelautan, adalah cabang ilmu Bumi yang mempelajari
samudra atau lautan. Sedangkan Teknik kelautan (Inggris: Ocean Engineering atau Marine
engineering) adalah cabang ilmu teknik atau rekayasa yang mempelajari bangunan dan struktur yang berhubungan dengan laut.
2.
Kelautan dalam arti
luas mungkin saja dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mempunyai
kepentingan dengan laut sebagai hamparan air asin yang sangat luas yang menutupi
permukaan bumi. Sedangkan, Maritim, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai berkenaan dengan laut; berhubungan dengan pelayaran dan
perdagangan di laut.
3.
Teknik kelautan pada dasarnya mempelajari
tentang rekayasa pada bidang Offshore ( Lepas pantai ) dan
pantai. Sedangkan Teknologi Kelautan pada dasarnya adalah ilmu yang
mepelajari rekayasa yang ditujukan untuk memanfaatkan laut seperti media
transportasi dan sumber daya dan ruang.
4.
Teknologi maritime di Indonesia mempunyai potensi besar dalam jalur
perdangangan di asia maupun di dunia. Tentunya hal ini membutuhkan strategi
dalam menjaga keamanan dan perbatasan indonesia melihat potensi besar
yang dimiliki indonesia. Diplomasi Indonesia akan lebih efektif jika didukung
dengan kekuatan militer yang handal dan memadai.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca agar senantiasa
menjaga budaya – budaya luhur yang Tuhan berikan kepada bangsa kita yang
tercinta ini. Maka sepatutnyalah kita sebagai generasi penerus bangsa menjaga laut
dari ancaman budaya – budaya asing dan mengembang ilmu dan teknologi kelautan
(maritim).
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2014. Perbedaan
Teknologi Kelautan Dan Teknik Kelautan. Http://MateriPerkapalan.Com/. Diakses Pada Tanggal 5 Mei 2015
Pukul 08.39 WIB
Anonim. Pengertian
Ilmu Kelautan (Oseanografi). Http:// JelajahIPTEK.Com/. Diakses Pada Tanggal 5 Mei 2015
Pukul 08.39 WIB
Sunarto dan Agung Hartono.
2006. Perairan laut dan tutorial. Jakarta:
Rineka Cipta.
Tapal Batas Edisi 17
Tahun 2013, 9 Perspekti Membangun Maritim Indonesiahttps://www.facebook.com/download/1599639340276477/MAKALAH%20MARITIM.docxhttps://www.facebook.com/download/1599639340276477/MAKALAH%20MARITIM.docx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar